Anak lahir sehat dan normal merupakan dambaan setiap keluarga Namun bila realita tidak sesuai dengan yang diharapkan lantas apa yang terjadi Apakah pantas disyukuri Ataukah menangisi pergolakan antara anugrah atau kutukan Tuhan Buku ini mengisahkan seorang bayi mungil yang terlahir dalam kesunyian di pelosok desa Bukan hening karena berdoa melainkan karena ketulian Realita kehidupan jauh dari angan angan Kelahiran anak dengan keterbatasan pandangan masyarakat tentang kecacatan adalah sebuah kutukan Bayi malang itu adalah Yohana Air mata perpisahan menjadi awal dari mutiara yang menuai rasa syukur Melepas anak usia 6 tahun untuk tinggal jauh dari keluarga menjadi hal terberat bagi orang tua Namun orang tua Yohana harus merelakan itu Semua demi masa depan sang buah hati SLB B Dena Upakara menjadi kawah candradimuka bagi Yohana Melalui tangan tangan tulus dan penuh cinta dari ppara biarawati guru dan ibu asrama di sekolah itu Yohana ditempa dan dibentuk menjadi seorang anak yang kuat mandiri ceria dan bertanggung jawab Hasilnya Yohana gadis mungil yang dulu dianggap hasil sebuah kutukan mampu menunjukkan anugerah yang terselip dalam kelemahan Cinta yang membuahkan prestasi gemilang Anak lahir sehat dan normal merupakan dambaan setiap keluarga. Namun bila realita tidak sesuai dengan yang diharapkan, lantas apa yang terjadi? Apakah pantas disyukuri? Ataukah menangisi pergolakan antara anugrah atau kutukan Tuhan? Buku ini mengisahkan seorang bayi mungil yang terlahir dalam kesunyian di pelosok desa. Bukan hening karena berdoa melainkan karena ketulian. ...Realita kehidupan jauh dari angan-angan. Kelahiran anak dengan keterbatasan, pandangan masyarakat tentang kecacatan adalah sebuah kutukan. Bayi malang itu adalah Yohana. Air mata perpisahan menjadi awal dari mutiara yang menuai rasa syukur. Melepas anak usia 6 tahun untuk tinggal jauh dari keluarga, menjadi hal terberat bagi orang tua. Namun, orang tua Yohana harus merelakan itu. Semua demi masa depan sang buah hati. SLB/B Dena Upakara menjadi kawah candradimuka bagi Yohana. Melalui tangan-tangan tulus dan penuh cinta dari ppara biarawati, guru, dan ibu asrama di sekolah itu. Yohana ditempa dan dibentuk menjadi seorang anak yang kuat, mandiri, ceria, dan bertanggung jawab. Hasilnya, Yohana, gadis mungil yang dulu dianggap hasil sebuah kutukan, mampu menunjukkan anugerah yang terselip dalam kelemahan. Cinta yang membuahkan prestasi gemilang.