Sejak awal turunnya Al Quran memang dihafal Rasulullah SAW sendiri adalah orang pertama yang menghafal Al Quran kemudian disusul oleh para sahabatnya Dari penamaan Al Quran kemudian disuusl oleh para sahabatnya Dari bacaan yang diterima melalui pendengaran sehingga proses transmisi Al Quran pun tiada lain adalah dengan hafalan adapun tulisan hanya sebagai penunjang Namun banyak orang saat ini justru terlena dengan adanya mushaf Al Qur an Tak sedikit yang akhirnya menganggap bahwa menghafal Al Qur an sudah bukan sesuatu yang diperluka Ada juga yang menganggap bahwa yang penting paham dan tak perlu hafal Padahal ulama yang mereka pegang pemahamannya saja tidak pernah memisahkan antara menghafal dan memahami bahkan mereka sendiri adalah para penghafal Al Qur an Melalui buku ini penulis ingin mengajak para pembaca untuk berpikir sejuta kali sebelum memutuskan untuk tidak menghafal Al Qur an sekaligus ingin memantapkan tekad mereka harus segera terwujud karena terlalu banyak keutamaan keutamaan yang tidak layak untuk ditunda tunda apalagi disia siakan begitu saja Sejak awal turunnya, Al-Quran memang dihafal. Rasulullah SAW sendiri adalah orang pertama yang menghafal Al-Quran, kemudian disusul oleh para sahabatnya. Dari penamaan “Al-Quran”, kemudian disuusl oleh para sahabatnya. Dari bacaan yang diterima melalui pendengaran, sehingga proses transmisi Al-Quran pun tiada lain adalah dengan hafalan, adapun tulisan hanya sebagai penunjang. Namun, banyak orang ...saat ini justru terlena dengan adanya mushaf Al-Qur'an. Tak sedikit yang akhirnya menganggap bahwa menghafal Al-Qur'an sudah bukan sesuatu yang diperluka. Ada juga yang menganggap bahwa yang penting paham dan tak perlu hafal. Padahal, ulama yang mereka pegang pemahamannya saja tidak pernah memisahkan antara menghafal dan memahami, bahkan mereka sendiri adalah para penghafal Al-Qur'an. Melalui buku ini penulis ingin mengajak para pembaca untuk berpikir sejuta kali sebelum memutuskan untuk tidak menghafal Al-Qur'an, sekaligus ingin memantapkan tekad mereka harus segera terwujud, karena terlalu banyak keutamaan-keutamaan yang tidak layak untuk ditunda-tunda, apalagi disia-siakan begitu saja.