BAB 1 Sosiolinguistik Sebagai Studi Bahasa Interdisipliner A STUDI BAHASA F erdinand de Saussure mengemukakan perbedaan langue language dan parole terhadap hakikat bahasa Hal tersebut membuka prinsip prinsip studi bahasa dalam perkembangan linguistik modern Aliran Glosematik yang dipelopori oleh Luis Hijemslev secara teoretis mengemukakan bahwa hakikat studi bahasa mencakup studi forma dan substansi Dalam hal ini studi bahasa tidak terbatas pada analisis bentuk dan makna melainkan juga perlu menganalisis substansi isi dan ekspresi Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa sebagai fakta sosial dapat didekati dalam berbagai dimensi baik dari struktur lingual penggunaan pengguna dan aspek sosial budaya yang melingkupinya Oleh sebab itu studi bahasa merupakan studi yang bersifat interdisipliner Karakteristik interdisipliner memungkinkan studi bahasa tidak hanya mengkaji bahasa sebagai sistem tanda melainkan juga kajian yang memfokuskan keterikatan antara bahasa dengan bidang bidang lain seperti psikologi neurologi antropologi sosiologi dan lain lain Dalam perkembangan dewasa ini tecermin pada bidang bidang kajian seperti psikolinguistik neurolinguistik antropolinguistik dan sosiolingusitik yang kajiannya menitikberatkan bahasa dalam keterkaitannya dengan bidang bidang tersebut 1BAB 1 Sosiolinguistik Sebagai Studi Bahasa Interdisipliner A.STUDI BAHASA F erdinand de Saussure mengemukakan perbedaan langue, language, dan parole terhadap hakikat bahasa. Hal tersebut membuka prinsip-prinsip studi bahasa dalam perkembangan linguistik modern. Aliran Glosematik yang dipelopori oleh Luis Hijemslev secara teoretis mengemukakan bahwa hakikat studi bahasa mencakup studi forma dan substansi. ...Dalam hal ini, studi bahasa tidak terbatas pada analisis bentuk dan makna, melainkan juga perlu menganalisis substansi isi dan ekspresi. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa sebagai fakta sosial dapat didekati dalam berbagai dimensi, baik dari struktur lingual, penggunaan, pengguna, dan aspek sosial-budaya yang melingkupinya. Oleh sebab itu, studi bahasa merupakan studi yang bersifat interdisipliner. Karakteristik interdisipliner memungkinkan studi bahasa tidak hanya mengkaji bahasa sebagai sistem tanda, melainkan juga kajian yang memfokuskan keterikatan antara bahasa dengan bidang-bidang lain seperti psikologi, neurologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain. Dalam perkembangan dewasa ini, tecermin pada bidang-bidang kajian seperti psikolinguistik, neurolinguistik, antropolinguistik, dan sosiolingusitik, yang kajiannya menitikberatkan bahasa dalam keterkaitannya dengan bidang-bidang tersebut. 1