Mohon maaf Bapak pernikahan ini tidak bisa kami lanjutkan mohon maaf apabila ternyata mengecewakan panjenengan dan yang lainnya Sms itu kukirimkan kepada Pak Hasan memberitahukan apabila sudah tidak bisa lagi pernikahan kami yang seumur jagung ini kami pertahankan Ada apa lagi Mbak Arum balasan dari Pak Hasan mempertanyakan alasan mengapa kami menyudahi perjalanan rumah tangga kami Maaf Pak Karena semakin ke sini semakin banyak kenyataan yang saya dapati membuat rasa percaya dan cinta saya pada Mas Bagas semakin memudar Jelasku pada beliau Ya sudah Mbak jika memang itu sudah menjadi keputusan yang terbaik dan penuh pertimbangan kami hanya berharap semua yang terbaik bagi jenengan dan Mas Bagas Semoga semuanya berjalan lancar dan dimudahkan ya Mbak Sambung Pak Hasan kemudian Aamiyn ya Rabb terima kasih Bapak atas doanya mohon maaf mengganggu kesibukan panjenengan Jawabku menyudahi percakapan dengan Pak Hasan atasan Mas Bagas Penghujung Maret dari pertemuan keluarga besar kita di awal Maret kemarin belum juga nampak tandatanda engkau memenuhi permintaanku mengurus proses perpisahan kita Bahkan informasi tindak lanjut sikapmu pun tak jua terdengar Assalamu alaiykum Mas Maaf mengganggu Arum hanya ingin menanyakan bagaimana permintaan kemarin Bagaimana perkembangannya kuberanikan untuk menanyakan kepada Mas Bagas Namun sms tak kunjung juga kuterima dari Mas Bagas Hingga senja berarak menggeser hari menjadi gelap berhias bintang bintang yang tak lagi banyak kujumpa malam ini “Mohon maaf Bapak, pernikahan ini tidak bisa kami lanjutkan, mohon maaf apabila ternyata mengecewakan panjenengan dan yang lainnya.” Sms itu kukirimkan kepada Pak Hasan, memberitahukan apabila sudah tidak bisa lagi pernikahan kami yang seumur jagung ini kami pertahankan. “Ada apa lagi Mbak Arum?” balasan dari Pak Hasan mempertanyakan alasan mengapa kami ...menyudahi perjalanan rumah tangga kami. “Maaf, Pak. Karena semakin ke sini semakin banyak kenyataan yang saya dapati, membuat rasa percaya dan cinta saya pada Mas Bagas semakin memudar.” Jelasku pada beliau. “Ya sudah Mbak, jika memang itu sudah menjadi keputusan yang terbaik dan penuh pertimbangan, kami hanya berharap semua yang terbaik bagi jenengan dan Mas Bagas.” “Semoga semuanya berjalan lancar dan dimudahkan ya, Mbak.” Sambung Pak Hasan kemudian. “Aamiyn ya Rabb, terima kasih Bapak atas doanya, mohon maaf mengganggu kesibukan panjenengan.” Jawabku menyudahi percakapan dengan Pak Hasan, atasan Mas Bagas. Penghujung Maret, dari pertemuan keluarga besar kita di awal Maret kemarin, belum juga nampak tandatanda engkau memenuhi permintaanku, mengurus proses perpisahan kita. Bahkan informasi tindak lanjut sikapmu pun tak jua terdengar. “Assalamu’alaiykum, Mas. Maaf mengganggu, Arum hanya ingin menanyakan bagaimana permintaan kemarin. Bagaimana perkembangannya?” kuberanikan untuk menanyakan kepada Mas Bagas. Namun sms tak kunjung juga kuterima dari Mas Bagas. Hingga senja berarak menggeser hari menjadi gelap berhias bintang-bintang yang tak lagi banyak kujumpa malam ini.