Database Pengangguran Berpendidikan Tinggi di Sulawesi Tenggara

Deskripsi Buku

Masalah kependudukan serius yang dihadapi oleh negara berkembang antara lain berkisar pada masalah mutu pendidikan kesiapan tenaga pendidik fasilitas dan lapangan pekerjaan Kurang tersedianya lapangan pekerjaan akan berimbas pada ancaman kemapanan sosial dan eksistensi masyarakat terdidik khususnya mereka yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi Pada masyarakat yang tengah berkembang pendidikan diposisikan sebagai sarana untuk peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatan kesempatan kerja yang ada Permasalahan makro ekonomi di Indonesai termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara seperti masalah tenaga kerja dan pengangguran masih merupakan isu yang sangat hangat Kondisi ini menunjukkan bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan tidak sanggup menyediakan kesempatan kerja kepada angkatan kerja yang ada Hal itu dapat terjadi karena laju pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dari pertumbuhan kesempatan kerja yang tersedia Di Sulawesi Tenggara rendahnya kualitas tenaga kerja diindikasikan dengan indikator pendidikan angkatan kerja Berdasarkan hasil survey tenaga kerja Sakernas Agustus 2014 jumlah angkatan kerja yang berpendidikan SD ke bawah masih sangat tinggi yaitu sebanyak 474 863 orang atau 42 79 diikuti dengan angkatan kerja yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas yang masih relatif tinggi yaitu sebanyak 251 976 orang atau 22 66 Sedangkan yang berpendidikan tinggi dan diploma hanya sebanyak 48 595 orang atau 13 36 BPS 2014 Buku ini memuat populasi dan karakteristik trend penambahan pengangguran berpendidikan tinggi di Sulawesi Tenggara sampai 5 tahun ke depan dan model keterampilan tambahan yang dibutuhkan oleh kelompok pengangguran pendidikan tinggi untuk memasuki pasar kerja dan atau menciptakan lapangan kerja baru Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan bagi penetapan kebijakan strategi termasuk desain perencanaan pengelolaan dan penanganan pengangguran berpendidikan tinggi Di Sulawesi Tenggara khususnya pada Kabupaten Kota yang angka pengangguran berpendidikan tinggi yang mencari kerja cukup besar Masalah kependudukan serius yang dihadapi oleh negara berkembang, antara lain berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas dan lapangan pekerjaan. Kurang tersedianya lapangan pekerjaan akan berimbas pada ancaman kemapanan sosial dan eksistensi masyarakat terdidik, khususnya mereka yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi. Pada masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan diposisikan sebagai ...sarana untuk peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatan kesempatan kerja yang ada. Permasalahan makro ekonomi di Indonesai termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara, seperti masalah tenaga kerja dan pengangguran masih merupakan isu yang sangat hangat. Kondisi ini menunjukkan bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan tidak sanggup menyediakan kesempatan kerja kepada angkatan kerja yang ada. Hal itu dapat terjadi karena laju pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dari pertumbuhan kesempatan kerja yang tersedia. Di Sulawesi Tenggara, rendahnya kualitas tenaga kerja diindikasikan dengan indikator pendidikan angkatan kerja. Berdasarkan hasil survey tenaga kerja (Sakernas) Agustus 2014, jumlah angkatan kerja yang berpendidikan SD ke bawah masih sangat tinggi, yaitu sebanyak 474.863 orang atau 42,79%, diikuti dengan angkatan kerja yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas yang masih relatif tinggi, yaitu sebanyak 251.976 orang atau 22,66%. Sedangkan yang berpendidikan tinggi dan diploma hanya sebanyak 48.595 orang atau 13,36% (BPS, 2014). Buku ini, memuat populasi dan karakteristik, trend penambahan pengangguran berpendidikan tinggi di Sulawesi Tenggara sampai 5 tahun ke depan, dan model keterampilan tambahan yang dibutuhkan oleh kelompok pengangguran pendidikan tinggi untuk memasuki pasar kerja dan atau menciptakan lapangan kerja baru. Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan bagi penetapan kebijakan, strategi, termasuk desain perencanaan pengelolaan dan penanganan pengangguran berpendidikan tinggi Di Sulawesi Tenggara, khususnya pada Kabupaten/Kota yang angka pengangguran berpendidikan tinggi yang mencari kerja cukup besar.

Detail Buku