Ekstraksi dan Stabilitas Ekstrak Kemenyan

Deskripsi Buku

Berbagai metode dapat digunakan untuk menghasilkan ekstrak tanaman yang berkualitas dan berdaya jual Diataranya adalah penggunaan kosolven penggunaan surfaktan penurunan ukuran partikel menjadi bentuk nano dan lain sebagainya Buku ini membahas peningkatan stabilitas ekstrak kemenyan dengan penggunaan kombinasi dari berbagai metode diatas Kemenyan Styrax benzoin yang diperoleh dari daerah Tapanuli Utara diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol Ekstrak kasar yang dihasilkan diberi perlakuan menggunakan berbagai bahan penambah kelarutan Metode ini dikenal dengan nama kosolvasi Berbagai parameter diujikan terhadap ekstrak yang sudah mendapatkan perlakuan kosolvasi Diantaranya adalah parameter organoleptic yang meliputi bau warna dan ada tidaknya endapan Parameter yang diamati selanjutnya adalah keasaman atau pH viskositas atau kekentalan bobot jenis dan uji kandungan menggunakan instrument Gas Chromatography dengan detector Mass Spektrofotometer Selain itu golongan metabolit sekunder yang ada dalam ekstrak juga diidentifikasi menggunakan reagen skrining fitokimia Hasil pengujian keseluruhan mengindikasikan tidak adanya perubahan yang signifikan dalam komponen penyusun ekstrak Ekstrak menunjukkan kestabilan yang ditandai dengan tidak adanya perubahan setelah penyimpanan selama beberapa bulan Metabolit sekunder yang dikandung dalam ekstrak yang diberi perlakuan juga tidak menunjukkan perbedaan dibandingan dengan ekstrak awal Berbagai metode dapat digunakan untuk menghasilkan ekstrak tanaman yang berkualitas dan berdaya jual. Diataranya adalah penggunaan kosolven, penggunaan surfaktan, penurunan ukuran partikel menjadi bentuk nano dan lain sebagainya. Buku ini membahas peningkatan stabilitas ekstrak kemenyan dengan penggunaan kombinasi dari berbagai metode diatas. Kemenyan (Styrax benzoin) yang diperoleh dari daerah Tapanuli Utara, ...diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Ekstrak kasar yang dihasilkan diberi perlakuan menggunakan berbagai bahan penambah kelarutan. Metode ini dikenal dengan nama kosolvasi. Berbagai parameter diujikan terhadap ekstrak yang sudah mendapatkan perlakuan kosolvasi. Diantaranya adalah parameter organoleptic yang meliputi bau, warna dan ada tidaknya endapan. Parameter yang diamati selanjutnya adalah keasaman atau pH, viskositas atau kekentalan, bobot jenis dan uji kandungan menggunakan instrument Gas Chromatography dengan detector Mass Spektrofotometer. Selain itu, golongan metabolit sekunder yang ada dalam ekstrak juga diidentifikasi menggunakan reagen skrining fitokimia. Hasil pengujian keseluruhan mengindikasikan tidak adanya perubahan yang signifikan dalam komponen penyusun ekstrak. Ekstrak menunjukkan kestabilan yang ditandai dengan tidak adanya perubahan setelah penyimpanan selama beberapa bulan. Metabolit sekunder yang dikandung dalam ekstrak yang diberi perlakuan juga tidak menunjukkan perbedaan dibandingan dengan ekstrak awal.

Detail Buku