Gereja gereja di Indonesia merupakan hasil pekabaran Injil dari zending Barat baik Portugis maupun Belanda dan kemudian negara Barat lainnya Gereja gereja tersebut berkembang sedemikian rupa dan mengorganisir dirinya dan mencoba memaknai dirinya sebagai gereja yang kini berada di Indonesia Gereja gereja di Indonesia memiliki keragaman dan keunikannya dengan berbagai denominasi yang menghimpunkan diri dalam lembaga lembaga aras antara lain Persekutuan Gereja gereja di Indonesia PGI Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia PGLII serta Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia PGPI dan lembaga aras lainnya Sejak awal keberadaannya Gereja gereja di Indonesia mengalami perjumpaan perjumpaan dengan berbagai kompleksitasnya Perjumpaan perjumpaan ini menunjukkan bahwa gereja tidak berada pada ruang yang hampa tapi sebuah realitas kehidupan dengan segala pergumulan yang ada Kehadiran gereja gereja dalam memaknai kehadirannya di Indonesia tidak semudah seperti yang dibayangkan sebab terjadi pula ketegangan dan tantangan Ketegangan dan tantangan menyebabkan gereja sebagai korban namun gereja dapat menghadapinya dengan kekuatan yang dimilikinya yakni kekuatan dari Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja Dalam memaknai kehadirannya kini Gereja di Indonesia didorong untuk menghadirkan tanda tanda shalom Allah sebab untuk itulah ia ada Gereja ada bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk orang lain Gereja-gereja di Indonesia merupakan hasil pekabaran Injil dari zending Barat, baik Portugis maupun Belanda dan kemudian negara Barat lainnya. Gereja-gereja tersebut berkembang sedemikian rupa dan mengorganisir dirinya dan mencoba memaknai dirinya sebagai gereja yang kini berada di Indonesia. Gereja-gereja di Indonesia memiliki keragaman dan keunikannya dengan berbagai denominasi yang menghimpunkan diri ...dalam lembaga-lembaga aras, antara lain : Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) serta Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) dan lembaga aras lainnya. Sejak awal keberadaannya, Gereja-gereja di Indonesia mengalami perjumpaan-perjumpaan dengan berbagai kompleksitasnya. Perjumpaan-perjumpaan ini menunjukkan bahwa gereja tidak berada pada ruang yang hampa tapi sebuah realitas kehidupan dengan segala pergumulan yang ada. Kehadiran gereja-gereja dalam memaknai kehadirannya di Indonesia tidak semudah seperti yang dibayangkan, sebab terjadi pula ketegangan dan tantangan. Ketegangan dan tantangan menyebabkan gereja sebagai “korban” namun gereja dapat menghadapinya, dengan kekuatan yang dimilikinya yakni kekuatan dari Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja. Dalam memaknai kehadirannya kini, Gereja di Indonesia didorong untuk menghadirkan tanda-tanda shalom Allah, sebab untuk itulah ia ada. Gereja ada bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk orang lain.