Sembari duduk Sujiwo masih senyum senyum menatap ponselnya ia berkata dengan seloroh gurau kami biasanya kalau di bawah sana tidak ada sinyal Aku tertawa lepas hingga tawaku berubah menjadi tangis yang tak tertahankan Air mata mengalir deras di pipiku bersama percikan hujan yang menerpa wajahku Tak lama aku pun tersadar dan bayangan Sujiwo pun memudar hilang bersama rintik hujan Kurasa aku belum mampu menerima kepergiannya ketika penyakit jantung merenggutnya tujuh hari yang lalu Goresan pena rindu akan selalu ada untukmu nan jauh disana semoga bisa berjumpa di tengah derasan arus cinta dengan akhir bahagia Salam Literasi Sembari duduk, Sujiwo masih senyum-senyum menatap ponselnya. ia berkata dengan seloroh gurau kami biasanya, kalau di bawah sana tidak ada sinyal. Aku tertawa lepas, hingga tawaku berubah menjadi tangis yang tak tertahankan. Air mata mengalir deras di pipiku, bersama percikan hujan yang menerpa wajahku. Tak lama, aku pun tersadar dan bayangan Sujiwo pun memudar, hilang bersama rintik hujan Kurasa ...aku belum mampu menerima kepergiannya ketika penyakit jantung merenggutnya tujuh hari yang lalu.. Goresan pena rindu akan selalu ada untukmu nan jauh disana, semoga bisa berjumpa di tengah derasan arus cinta dengan akhir bahagia. Salam Literasi!