Saya meyakini sebuah karya sastra menyimpan mengandung pesan Sebuah prosa sekalipun disembunyikan rapat rapat akan tetap menguak nilai nilai kemanusiaan Besar atau kecil bergantung dari masing masing pengalaman membaca kita dan tingkat apresiasi kita Tetapi dalam menulis cerpen saya bukanlah orang suci yang ingin menasihati pembaca Bukan pula agamawan yang memberi wejangan Ini hanya setitik renungan Dalam Kau Mau Mengajakku ke Mana Malam ini akan ditemukan cerpen cerpen dengan gaya kisah yang tak seragam Bukan berarti saya kehilangan konsistensi Saya menulis dengan hati intuitif karenanya saya serahkan penuh padanya Saya abaikan teori di saat berkarya menulis sastra dan saya akan melihat karya sastra sebagai sastra Bukan lantaran saya alergi pada teori akademis hal itu tepatnya menjadi wilayah kritikus akademisi Isbedy Stiawan ZSSaya meyakini sebuah karya sastra menyimpan (mengandung) pesan. Sebuah prosa, sekalipun disembunyikan rapat-rapat, akan tetap “menguak” nilai-nilai kemanusiaan. Besar atau kecil bergantung dari masing-masing pengalaman membaca kita dan tingkat apresiasi kita. Tetapi, dalam menulis cerpen, saya bukanlah “orang suci” yang ingin menasihati pembaca. Bukan pula agamawan yang memberi wejangan. Ini hanya ...setitik renungan. Dalam Kau Mau Mengajakku ke Mana Malam ini? akan ditemukan cerpen-cerpen dengan gaya kisah yang tak seragam. Bukan berarti saya kehilangan konsistensi. Saya menulis dengan hati—intuitif—karenanya saya serahkan penuh padanya. Saya abaikan teori di saat berkarya (menulis sastra), dan saya akan melihat karya sastra sebagai sastra. Bukan lantaran saya alergi pada teori (akademis); hal itu, tepatnya, menjadi wilayah kritikus (akademisi). Isbedy Stiawan ZS