Lingga jadi ingat dulu dia pernah nanya ke tiga lelaki kesayangannya itu Lebih milih hidup yang biasa apa luar biasa Amim jawab Buat gue selama bisa ketemu nasi tiga kali sehari itu namanya hidup Mau biasa atau luar biasa kalau perut gue dan orang orang di sekitar gue kenyang napas gue terasa penuh makna Jawaban Randu Kalau harus milih gue rasa semua orang kepengin hidupnya dianggap luar biasa Tapi pertanyaannya bisa enggak kita bikin hidup yang luar biasa sebenarnya Bukan cuma anggapan semata Buat gue selama gue ada manfaatnya selama itu juga artinya gue mau hidup Ale bilang Gue mah tenang tenang aja selama ketawa enggak dilarang dan pemikirian enggak dikecam itu baru namanya hidup Enggak usah mimpi tinggi tinggi apalagi bangke pake ngomong berkoar koar cuma dua nikmatin aja dan jangan bikin susah orang Sekarang Lingga tahu buatnya hidup cukup dengan berada di tengah tengah mereka Lingga jadi ingat, dulu, dia pernah nanya ke tiga lelaki kesayangannya itu. "Lebih milih hidup yang biasa apa luar biasa?" Amim jawab. "Buat gue, selama bisa ketemu nasi tiga kali sehari, itu namanya hidup. Mau biasa atau luar biasa, kalau perut gue dan orang-orang di sekitar gue kenyang, napas gue terasa penuh ...makna." Jawaban Randu. "Kalau harus milih, gue rasa semua orang kepengin hidupnya dianggap luar biasa. Tapi pertanyaannya, bisa enggak kita bikin hidup yang luar biasa sebenarnya. Bukan cuma anggapan semata. Buat gue, selama gue ada manfaatnya, selama itu juga artinya gue mau hidup." Ale bilang. "Gue mah tenang-tenang aja, selama ketawa enggak dilarang dan pemikirian enggak dikecam, itu baru namanya hidup. Enggak usah mimpi tinggi-tinggi apalagi bangke pake ngomong berkoar-koar, cuma dua, nikmatin aja dan jangan bikin susah orang." Sekarang Lingga tahu, buatnya, hidup cukup dengan berada di tengah-tengah mereka.