Anak adalah anugerah terindah dari Tuhan Ia terlahir dari kita tapi sejatinya ia bukan milik kita Sebagai orang tua kita dapat mungkin saja dapat memaksakan kehendak kita padanya tapi kita tak dapat menguasainya Ia punya keinginan dan kemauan yang harus kita hargai apalagi ketika ia telah beranjak remaja dan telah menentukan sebuah pilihan Buku ini berisi pengalaman dan perasaan dari orang tua yang harus mengikhlaskan anaknya memilih pondok pesantren sebagai kelanjutan dari studinya selepas dari jenjang menengah pertama Masih di tahun pertama menimba ilmu di pesantren sang anak tiba tiba sakit dan kemudian divonis mengidap penyakit jantung rematik PJR yang memerlukan penanganan khusus dan pengobatan jangka panjang Hal itu sempat membuat goyah hati orang tua dalam memondokkan anaknya Namun Allah SWT memberikan keteguhan hati pada keluarga tersebut sang anak tetap melanjutkan studinya di pondok pesantren dengan segala perjuangannya Melalui buku ini penulis mengajak pembaca berbagi hati dalam menyikapi sebuah pilihan yang sebenarnya tak mudah untuk dijalani Setiap pilihan pasti mengandung konsekuensi Jika sudah memilih pantang surut ke belakang Membaca tulisan ini akan membuat Anda mendapati bahwa kekuatan doa dan cinta menjadikan hal yang berat terasa indah Percayalah Anak adalah anugerah terindah dari Tuhan. Ia terlahir dari kita, tapi sejatinya, ia bukan milik kita. Sebagai orang tua, kita dapat mungkin saja dapat memaksakan kehendak kita padanya, tapi kita tak dapat menguasainya. Ia punya keinginan dan kemauan yang harus kita hargai, apalagi ketika ia telah beranjak remaja dan telah menentukan ...sebuah pilihan. Buku ini berisi pengalaman dan perasaan dari orang tua yang harus mengikhlaskan anaknya memilih pondok pesantren sebagai kelanjutan dari studinya selepas dari jenjang menengah pertama. Masih di tahun pertama menimba ilmu di pesantren, sang anak tiba-tiba sakit dan kemudian divonis mengidap penyakit jantung rematik (PJR), yang memerlukan penanganan khusus dan pengobatan jangka panjang. Hal itu sempat membuat goyah hati orang tua dalam memondokkan anaknya. Namun, Allah SWT memberikan keteguhan hati pada keluarga tersebut, sang anak tetap melanjutkan studinya di pondok pesantren dengan segala perjuangannya. Melalui buku ini, penulis mengajak pembaca berbagi hati dalam menyikapi sebuah pilihan yang sebenarnya tak mudah untuk dijalani. Setiap pilihan pasti mengandung konsekuensi. Jika sudah memilih, pantang surut ke belakang. Membaca tulisan ini akan membuat Anda mendapati, bahwa kekuatan doa dan cinta, menjadikan hal yang berat terasa indah. Percayalah!