Agent of change label itu kita harapkan senantiasa ada pada pemuda bangsa ini Karena pemuda adalah pemimpin masa depan dan mereka harapan terakhir kita untuk bisa melanjutkan estafet perjungan Di pundak kitalah nasib bangsa dan agama ini disandarkan Pemuda pemuda pendahulu kita telah membuktikan eksistensinya dalam membangun negeri Mulai dari pembentukan kongres pemuda yang menghasilkan sumpah pemuda sampai pada reformasi yang menurunkan rezim yang tak punya empati Buku yang ada di tangan pembaca saat ini akan membimbing dan memotivasi generasi muda khususnya untuk menemukan jati dirinya Penulis juga ingin mengajak para generasi yang menyebut dirinya sebagai milenial ini untuk mampu menentukan antara yang menarik dan yang penting sehingga anak anak muda kita tidak salah dalam melangkah Membaca menulis dan diskusi harusnya menjadi pekerjaan utama para pemuda Karena tantangan kita hari ini jauh lebih berat daripada pemuda yang kemarin Harapan penulis karya ini mampu mendoktrin generasi muda untuk menghidupkan literasi dengan cara membudayakan menulis sampai dapat menciptakan karya nyata sehingga anak muda kita tidak hanya merelakan diri terjajah oleh game online atau hanya joget joget pamer aurat di sosial media sosmed Agar agen perubahan itu betul betul ada pada diri pemuda bangsa kita Agar kita bisa melahirkan generasi yang hebat lagi bermartabat yang mampu menjawab tantangan zaman “Agent of change” label itu kita harapkan senantiasa ada pada pemuda bangsa ini. Karena pemuda adalah pemimpin masa depan dan mereka harapan terakhir kita untuk bisa melanjutkan estafet perjungan. Di pundak kitalah nasib bangsa dan agama ini disandarkan. Pemuda-pemuda pendahulu kita telah membuktikan eksistensinya dalam membangun negeri. Mulai dari pembentukan kongres ...pemuda yang menghasilkan sumpah pemuda, sampai pada reformasi yang menurunkan rezim yang tak punya empati. Buku yang ada di tangan pembaca saat ini, akan membimbing dan memotivasi generasi muda khususnya untuk menemukan jati dirinya. Penulis juga ingin mengajak para generasi yang menyebut dirinya sebagai milenial ini untuk mampu menentukan antara yang “menarik dan yang penting”, sehingga anak-anak muda kita tidak salah dalam melangkah. Membaca, menulis, dan diskusi harusnya menjadi pekerjaan utama para pemuda. Karena tantangan kita hari ini jauh lebih berat daripada pemuda yang kemarin. Harapan penulis, karya ini mampu mendoktrin generasi muda untuk menghidupkan literasi, dengan cara membudayakan menulis sampai dapat menciptakan karya nyata, sehingga anak muda kita tidak hanya merelakan diri terjajah oleh game online atau hanya joget-joget pamer aurat di sosial media (sosmed). Agar “agen perubahan” itu betul-betul ada pada diri pemuda bangsa kita. Agar kita bisa melahirkan generasi yang hebat lagi bermartabat yang mampu menjawab tantangan zaman.