Neo Patriotisme ; Etika Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa
HM. Nasruddin Anshoriy, Ch.
Telah di baca oleh 0 pemustaka, dengan total durasi baca 00:00:00
Deskripsi Buku
PEND AHUL UAN PENDAHUL AHULU Keselarasan adalah pandangan penting budaya politik Sutomo Oleh karena itu pendiri Boedi Oetomo itu sangat tepat untuk dijadikan titik balik Satu Abad Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908 20 Mei 2008 dan kita pantas merayakannya secara khusus namun tanpa euforia politik yang berlebihan Harus diakui Kebangkitan Nasional Indonesia tahun 1908 saat itu memang belum siap dengan alternatif lain di luar posisinya sebagai tanah jajahan Dengan kata lain sebuah alternatif untuk merdeka misalnya memang perlu waktu dan juga mimpi Generasi Sutomo khususnya Sutomo sendiri pasti mempunyai mimpi itu Demikian juga Bung Karno Bung Hatta Bung Sjahrir dan tokoh pergerakan lainnya Dalam catatan sejarah dan mitos tradisi budaya politik bangsa ini memang beraneka Tidak hanya tradisi budaya politik model Wibisono yang mengatakan right or wrong is right or wrong atau Kumbokarno yang berprinsip right or wrong is my country tetapi juga gaya Ken Arok yang urakan dan gaya Mahapatih Gadjah Mada yang populer dengan Sumpah Palapa nya Pilihannya tentu terserah kepada kita semua Dalam budaya politik multikulturalisme seperti yang ditawarkan Profesor Will Kymlicka dalam bukunya Kewarganegaraan 1PEND AHUL UAN PENDAHUL AHULU Keselarasan adalah pandangan penting budaya politik Sutomo. Oleh karena itu, pendiri Boedi Oetomo itu sangat tepat untuk dijadikan titik balik Satu Abad Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908 - 20 Mei 2008), dan kita pantas merayakannya secara khusus, namun tanpa euforia politik yang berlebihan. Harus diakui, Kebangkitan ...Nasional Indonesia tahun 1908 saat itu, memang belum siap dengan alternatif lain di luar posisinya sebagai tanah jajahan. Dengan kata lain, sebuah alternatif untuk merdeka misalnya, memang perlu waktu dan juga mimpi. Generasi Sutomo, khususnya Sutomo sendiri, pasti mempunyai mimpi itu. Demikian juga Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, dan tokoh pergerakan lainnya. Dalam catatan sejarah dan mitos, tradisi budaya politik bangsa ini memang beraneka. Tidak hanya tradisi budaya politik model Wibisono, yang mengatakan right or wrong is right or wrong, atau Kumbokarno yang berprinsip right or wrong is my country, tetapi juga gaya Ken Arok yang urakan, dan gaya Mahapatih Gadjah Mada yang populer dengan Sumpah Palapa-nya. Pilihannya, tentu terserah kepada kita semua. Dalam budaya politik multikulturalisme, seperti yang ditawarkan Profesor Will Kymlicka dalam bukunya, Kewarganegaraan 1
