Panduan Praktis Agribisnis Kelapa Sawit Rakyat Berwawasan Lingkungan(dengan Potensi Produksi 42 Ton/Hektar/Tahun)

Panduan Praktis Agribisnis Kelapa Sawit Rakyat Berwawasan Lingkungan(dengan Potensi Produksi 42 Ton/Hektar/Tahun)

Siswadi

Telah di baca oleh 4 pemustaka, dengan total durasi baca 00:06:15

Deskripsi Buku

Keberhasilan sektor perkebunan kelapa sawit dengan pola PIR PERKEBUNAN INTI RAKYAT pada tahun 1980an mendorong para pemodal baik yang skala kecil maupun besar ramai ramai menginvestasikan modalnya ke budidaya tanaman kelapa sawit seperti di daerah SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI dan PAPUA Pada tahun 1979 areal perkebunan kelapa sawit luasnya 260 939 hektar terdiri dari perkebunan rakyat seluas 3 125 hektar 1 2 perkebunan besar Negara seluas 176 408 hektar 67 6 dan perkebunan besar swasta seluas 81 406 hektar 31 2 kemudian berkembang menjadi 7 992 202 hektar pada tahun 2009 terdiri dari perkebunan rakyat seluas 3 498 425 hektar 43 77 perkebunan besar Negara seluas 608 580 hektar 7 62 dan perkebunan besar swasta seluas 3 885 197 hektar 48 6 Pada tahun 1012 meningkat lagi menjadi 9 230 000 hektar dengan luas perkebunan besar Negara masih tetap 608 580 hektar 6 59 selebihnya adalah perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat Pada saat ini perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 10 5 juta hektar Pembangunan perkebunan kelapa sawit telah merubah kondisi daerah yang sebelumnya tertinggal terisolir tumbuh dan berkembang menjadi pusat pusat perekonomian rakyat karena budidaya kelapa sawit bersifat padat karya yang membutuhkan tenaga kerja banyak sehingga secara tak langsung membuka lapangan kerja baru Setiap hektar kebun kelapa sawit membutuhkan tenaga kerja 0 15 0 20 orang ha norma standar perusahaan besar dan 0 4 orang ha norma pada kebun petani pola PIR untuk pekerjaan pemeliharaan panen administrasi dan pengawas kerja sesuai jenis kegiatan dan rotasi setiap hari Selain itu perkebunan kelapa sawit pola PIR berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan petani PIR plasma dan kemudian di antara mereka menambah luas kepemilikan lahan yang awalnya hanya 2 hektar berkembang menjadi puluhan hektar bahkan ada yang telah mencapai ratusan hektar dengan cara membeli dan membuka lahan baru hutan melalui pinjaman bank dengan jaminan sertifikat tanah kapling yang dua hektar tersebut dan angsuran kreditnya dibayar dari hasil penjualan tandan buah segar TBS Setelah lunas pinjam lagi untuk membeli lahan lagi Begitulah cara memperluas lahan hingga menjadi puluhan atau ratusan hektar Keberhasilan sektor perkebunan kelapa sawit dengan pola PIR (PERKEBUNAN INTI RAKYAT) pada tahun 1980an mendorong para pemodal baik yang skala kecil maupun besar ramai-ramai menginvestasikan modalnya ke budidaya tanaman kelapa sawit seperti di daerah SUMATERA, KALIMANTAN, SULAWESI dan PAPUA. Pada tahun 1979 areal perkebunan kelapa sawit luasnya 260.939 hektar terdiri dari ...

Detail Buku

Ketersediaan
1/1
Jumlah Halaman
224
Sub Kategori
Penerbit
Tahun Terbit
ISBN
978-602-475-570-6
eISBN

Buku Rekomendasi

Lihat Semua

Buku Terkait

Lihat Semua