PANTUN BERSEMI (BELAJAR SEJARAH DAN EKONOMI) BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN
Fitriany Febby Adiana Gustariny
Telah di baca oleh 0 pemustaka, dengan total durasi baca 00:00:00
Deskripsi Buku
KATA PENGANTAR DOSEN FIB UNAND KETUA MASYARAKAT SEJARAWAN INDONESIA MSI CABANG SUMATERA BARAT K etika Fitriany Febby Adiana Gustariny menghubungi saya untuk ikut memberi Kata Pengantar dari buku ini saya langsung menyanggupi Ada beberapa alasan pertama saya bangga pada seorang guru yang suka menulis pada saat kelangkaan guru menulis spalagi yang dituangkan dalam tiga aspek Sejarah Ekonomi dan seni berpantun Ini sebuah kreativitas berpikir yang menurut saya pantas dihargai Guru adalah sebuah sosok yang terhormat sejak berabad abad lamanya Guru yang menulis dan kreatif tentu lebih terhormat sebab ia berpikir untuk anak didik untuk generasi emas Tentu tidak banyak guru yang serius Guru memang banyak tetapi guru yang berpikir untuk berkarya di luar tanggung jawabnya sebagai guru di kelas boleh dihitung dengan jari Kedua Penulis buku ini Fitriany setahap demi setahap semakin serius mengembangkan karirnya sebagai guru yang menulis Itu saya amati sejak mengenalnya tahun 2016 ketika saya mengundangnya dalam pelatihan Sejarah untuk peminat sejarah yang diselenggarakan Masyarakat Sejarawan Indonesia MSI Sumatera Barat dan Direktorat Sejarah PANTUN BERSEMI BELAJAR SEJARAH DAN EKONOMI xiKATA PENGANTAR DOSEN FIB UNAND/KETUA MASYARAKAT SEJARAWAN INDONESIA (MSI) CABANG SUMATERA BARAT K etika Fitriany Febby Adiana Gustariny menghubungi saya untuk ikut memberi Kata Pengantar dari buku ini, saya langsung menyanggupi. Ada beberapa alasan; pertama saya bangga pada seorang guru yang suka menulis pada saat kelangkaan guru menulis, spalagi yang dituangkan ...dalam tiga aspek; Sejarah, Ekonomi dan seni berpantun. Ini sebuah kreativitas berpikir yang menurut saya pantas dihargai. Guru adalah sebuah sosok yang terhormat sejak berabad abad lamanya. Guru yang menulis dan kreatif tentu lebih terhormat sebab ia berpikir untuk anak didik, untuk generasi emas. Tentu tidak banyak guru yang serius. Guru memang banyak, tetapi guru yang berpikir untuk berkarya di luar tanggung jawabnya sebagai guru di kelas boleh dihitung dengan jari. Kedua. Penulis buku ini, Fitriany, setahap demi setahap semakin serius mengembangkan karirnya sebagai guru yang menulis. Itu saya amati sejak mengenalnya tahun 2016, ketika saya mengundangnya dalam pelatihan Sejarah untuk peminat sejarah, yang diselenggarakan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sumatera Barat dan Direktorat Sejarah PANTUN BERSEMI (BELAJAR SEJARAH DAN EKONOMI) | xi
