Imam Al Ghazali dalam kitab Jawahir Al Qur an wa Duraruhu menguraikan bagaimana kitab suci umat Islam yang sakral tersebut mengandung bebatuan mulia yang selain mahal juga tampak indah memikat mata Kitab tersebut yang kemudian diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia dengan judul Paradigma Al Ghazali mengindikasikan keseriusan sang argumentator muslim itu dalam bidang ilmu pengetahuan dan Al Qur an Dalam karyanya ini Imam Al Ghazali tidak hendak menghakimi para filsuf sebagaimana dalam Tahafut Al Falasifah tidak hendak mendebat para ahli bidah ilmu kalam sebagaimana dalam Qawa id Al Aqaid dan tidak hendak mengutarakan keutamaan menghamba sebagaimana dalam Minhaj Al Abidin tetapi justru menggali tambang dari bebatuan mulia untuk mendapat mutiara dan permata yang elok lagi memikat Tambang itu adalah Al Qur an sedangkan mutiara dan permatanya adalah ayat ayatnya yang mengandung banyak ilmu pengetahuan Imam Al-Ghazali, dalam kitab Jawahir Al-Qur’an wa Duraruhu, menguraikan bagaimana kitab suci umat Islam yang sakral tersebut mengandung “bebatuan mulia” yang selain mahal juga tampak indah memikat mata. Kitab tersebut, yang kemudian diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia dengan judul Paradigma Al-Ghazali, mengindikasikan keseriusan sang argumentator muslim itu dalam bidang ilmu pengetahuan ...dan Al-Qur’an. Dalam karyanya ini, Imam Al-Ghazali tidak hendak menghakimi para filsuf sebagaimana dalam Tahafut Al-Falasifah, tidak hendak mendebat para ahli bidah ilmu kalam sebagaimana dalam Qawa’id Al-‘Aqaid, dan tidak hendak mengutarakan keutamaan menghamba sebagaimana dalam Minhaj Al-‘Abidin, tetapi justru menggali “tambang” dari bebatuan mulia untuk mendapat mutiara dan permata yang elok lagi memikat. Tambang itu adalah Al-Qur’an sedangkan mutiara dan permatanya adalah ayat-ayatnya yang mengandung banyak ilmu pengetahuan.