Praktik kefarmasian di komunitas apotek puskesmas klinik dan rumah sakit memerlukan kompetensi dalam ilmu farmasi maupun kompetensi dalam komunikasi dan konseling Penelitian telah banyak membuktikan bahwa pasien yang menderita penyakit dapat sembuh meskipun tanpa obat Sebagaimana Raja Salomo bin Daud menuliskan dalam Amsal 17 22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang Apoteker yang terjun dalam praktik kefarmasian di komunitas tidak hanya dituntut untuk menguasai farmakoterapi sehingga dapat memilihkan obat yang paling tepat dan juga farmakokinetik sehingga dapat menentukan regimen dosis yang sesuai namun harus memiliki kemampuan untuk membangkitkan hati yang gembira bagi si pasien Tujuan dari pengobatan atau terapi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien secara jasmani maupun rohani Praktik kefarmasian di komunitas (apotek, puskesmas, klinik, dan rumah sakit) memerlukan kompetensi dalam ilmu farmasi maupun kompetensi dalam komunikasi dan konseling. Penelitian telah banyak membuktikan bahwa pasien yang menderita penyakit dapat sembuh meskipun tanpa obat. Sebagaimana Raja Salomo bin Daud menuliskan dalam Amsal 17:22 "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, ...tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang". Apoteker yang terjun dalam praktik kefarmasian di komunitas tidak hanya dituntut untuk menguasai farmakoterapi sehingga dapat memilihkan obat yang paling tepat, dan juga farmakokinetik sehingga dapat menentukan regimen dosis yang sesuai; namun harus memiliki kemampuan untuk membangkitkan hati yang gembira bagi si pasien. Tujuan dari pengobatan atau terapi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, secara jasmani maupun rohani.