Pesan dari 8 negeri : intrik, strategi, dan komunikasi politik
Muhtar Wahyudi
Telah di baca oleh 0 pemustaka, dengan total durasi baca 00:00:00
Deskripsi Buku
Politik selalu diidentikkan dengan kekuasaan Alasannya karena merujuk pada hakikat dari politik itu sendiri di mana selalu berhubungan dengan kekuasaan Mulai dari kajian apa itu kekuasaan bagaimana cara memperolehnya dan bagaimana cara mempertahankannya Maka menjadi wajar jika politik sangat melekat dengan peristiwa saling merebut yang membuatnya memiliki perspektif buruk di mata masyarakat Dampaknya masyarakat menjadi apatis terhadap politik Apatisnya masyarakat terhadap politik merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku politik Sehingga diperlukan terobosan baru dalam mendekatkan politik kepada masyarakat Dan buku ini merupakan salah satu media yang dapat dijadikan untuk mendekatkan politik kepada masyarakat Hal ini karena bahasan politik yang disajikan dalam buku ini diambil menggunakan cara yang berbeda Yaitu memadukan nuansa budaya cerita rakyat beserta aktor aktor dalam mitologi Barat maupun Timur dan menggunakan simbol diksi sampai aktor metaforik sehingga membuat bahasan politik tidak berat dan jauh dari kata membosankan Politik selalu diidentikkan dengan kekuasaan. Alasannya karena merujuk pada hakikat dari politik itu sendiri di mana selalu berhubungan dengan kekuasaan. Mulai dari kajian apa itu kekuasaan, bagaimana cara memperolehnya, dan bagaimana cara mempertahankannya. Maka menjadi wajar jika politik sangat melekat dengan peristiwa saling merebut yang membuatnya memiliki perspektif buruk di mata ...masyarakat. Dampaknya masyarakat menjadi apatis terhadap politik. Apatisnya masyarakat terhadap politik merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku politik. Sehingga diperlukan terobosan baru dalam mendekatkan politik kepada masyarakat. Dan buku ini merupakan salah satu media yang dapat dijadikan untuk mendekatkan politik kepada masyarakat. Hal ini karena bahasan politik yang disajikan dalam buku ini diambil menggunakan cara yang berbeda. Yaitu memadukan nuansa budaya (cerita rakyat beserta aktor-aktor dalam mitologi Barat maupun Timur) dan menggunakan simbol, diksi, sampai aktor metaforik, sehingga membuat bahasan politik tidak berat dan jauh dari kata membosankan.
