Athiyah Terima kasih Ka cintaku tak bertepuk sebelah tangan meski kini hal itu hanyalah sebagian dari memori Melihatmu bersamanya adalah suatu ironi yang dari dulu sudah kuprediksi Namun ternyata aku belum bisa menahan diri karena ilusi yang selalu menyelimuti diri ini Sebelum semuanya menjadi tak terkendali karena sayang dan cinta yang tak pernah tersolusi ijinkan aku undur diri sekali lagi Karena ternyata aku masih memerlukan waktu lagi untuk mengikhlaskanmu menjadi miliknya dan keluar dari segala mimpi Nadia Ath kehilanganmu bagaikan duka berselimut berkah untukku Lenyapnya kabar tentangmu seakan memberikan keuntungan bagiku Dia yang kita cinta akhirnya berpaling kepadaku Setelah harapan menemukanmu sirna bersama sang waktu Sahabatku pertemuan kita yang tiba tiba telah membuatku gundah gulana Satu sisi hatiku begitu bahagia bertemu sahabat lama yang selama ini ntah ke mana yang kusayang bak saudara seibu bapak dan kurencanakan menapak asa bersama Tapi bagaimanapun aku hanya manusia biasa sisi lain hatiku merasakan ancaman jiwa Terbakar cemburu tingkat dewa atas percikan cinta yang selama ini terpendam rata Tak kan kulupa tatapan itu karena tak pernah kutemui tatapan matanya seperti ia menatapmu Aku pun tak bisa meniru tatapan malu malumu semua itu membuatku mengharu biru Raka Maafkanku Ath akhirnya aku menyerah mencarimu terlalu sakit mendengar kabar kau tak ingin bertemuku lagi Maafkan aku jika pencarianku ternyata berbatas waktu pada titik kulminasiku tamparan Papih telah menyadarkanku bahwa engkau hanyalah bayangan semu Bahwa perempuan yang ada di belakangku ini telah terluka karena kita ulah kita berdua Dia menyayangimu sebagai saudara dan menjadikanku sebagai labuan hatinya Aku tak mungkin lagi mengkhianatinya Cukup sudah kehilanganmu dan takkan kuulangi kedua kali dengan kehilangannyaAthiyah: Terima kasih Ka, cintaku tak bertepuk sebelah tangan,meski kini hal itu hanyalah sebagian dari memori. Melihatmu bersamanya adalah suatu ironi yang dari dulu sudah kuprediksi. Namun ternyata aku belum bisa menahan diri karena ilusi yang selalu menyelimuti diri ini. Sebelum semuanya menjadi tak terkendali karena sayang dan cinta yang tak ...pernah tersolusi, ijinkan aku undur diri sekali lagi. Karena ternyata aku masih memerlukan waktu lagi untuk mengikhlaskanmu menjadi miliknya dan keluar dari segala mimpi. Nadia: Ath, kehilanganmu bagaikan duka berselimut berkah untukku. Lenyapnya kabar tentangmu seakan memberikan keuntungan bagiku. Dia yang kita cinta akhirnya berpaling kepadaku. Setelah harapan menemukanmu sirna bersama sang waktu. Sahabatku, pertemuan kita yang tiba-tiba telah membuatku gundah gulana. Satu sisi hatiku begitu bahagia, bertemu sahabat lama yang selama ini ntah ke mana, yang kusayang bak saudara seibu bapak dan kurencanakan menapak asa bersama. Tapi bagaimanapun aku hanya manusia biasa, sisi lain hatiku merasakan ancaman jiwa. Terbakar cemburu tingkat dewa, atas percikan cinta yang selama ini terpendam rata. Tak kan kulupa tatapan itu, karena tak pernah kutemui tatapan matanya seperti ia menatapmu. Aku pun tak bisa meniru tatapan malu-malumu, semua itu membuatku mengharu biru. Raka: Maafkanku Ath, akhirnya aku menyerah mencarimu, terlalu sakit mendengar kabar kau tak ingin bertemuku lagi. Maafkan aku, jika pencarianku ternyata berbatas waktu, pada titik kulminasiku tamparan Papih telah menyadarkanku, bahwa engkau hanyalah bayangan semu. Bahwa perempuan yang ada di belakangku ini telah terluka karena kita ulah kita berdua. Dia menyayangimu sebagai saudara dan menjadikanku sebagai labuan hatinya. Aku tak mungkin lagi mengkhianatinya. Cukup sudah kehilanganmu, dan takkan kuulangi kedua kali dengan kehilangannya