Wangi tanah basah Menguar begitu kuat Saat recik hujan Menjilati bibir rindu yang berkarat Dan aku masih di sini Menatapmu dengan lekat Tahukah jika senyum mahalmu Masih menjadi candu untukku Jika kini lebat belantara Adalah rumahmu sementara Hingga kabut rindu Menjadi selimutmu paling sempurna Maka mantra doaku Menjadi penghangat jiwamu selamanya Dan ketika jari kita tak bisa bertaut Rindu tebal semakin melumut Meski jauh di mata Yakinlah Jika kita dekat di doa Antologi puisi ini berisi pengalaman keluarga TNI yang beberapa kali ditinggal tugas untuk menjaga NKRI Antologi puisi ini juga berisi pengalaman keluarga TNI yang mengalami pindah asrama berkali kali Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung adalah filosofi hidup keluarga TNI yang harus dipegang Lalu bagaimana perasaan anak dan istri TNI yang harus siap ditinggal tugas Bagaimana bhinneka tunggal ika menjadi pedoman keluarga TNI Selengkapnya baca pada antologi puisi ini Wangi tanah basah// Menguar begitu kuat// Saat recik hujan// Menjilati bibir rindu yang berkarat// Dan aku masih di sini // Menatapmu dengan lekat// Tahukah jika senyum mahalmu// Masih menjadi candu untukku// Jika kini lebat belantara// Adalah rumahmu sementara// Hingga kabut rindu// Menjadi selimutmu paling sempurna// Maka mantra doaku// Menjadi penghangat jiwamu ...selamanya// Dan ketika jari kita tak bisa bertaut// Rindu tebal semakin melumut//Meski jauh di mata// Yakinlah// Jika kita dekat di doa// Antologi puisi ini berisi pengalaman keluarga TNI yang beberapa kali ditinggal tugas untuk menjaga NKRI. Antologi puisi ini juga berisi pengalaman keluarga TNI yang mengalami pindah asrama berkali-kali. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung adalah filosofi hidup keluarga TNI yang harus dipegang. Lalu, bagaimana perasaan anak dan istri TNI yang harus siap ditinggal tugas? Bagaimana bhinneka tunggal ika menjadi pedoman keluarga TNI? Selengkapnya, baca pada antologi puisi ini!