Mengapa ia tidak terlahir dari keluarga kaya dari keluarga camat atau keluarga bupati Mengapa ia tidak terlahir dalam keluarga yang serba kecukupan bahagia penuh kemewahan Hal tersebut sempat tebersit dalam pemikiran Butet ketika membandingkan hidupnya dengan orang yang lebih baik perekonomiannya Ayah Butet bukan pejabat Ayah Butet hanya seorang buruh dengan penghasilan pas pasan Untuk bisa membeli sebidang tanah saja ayah Butet harus mencicilnya dengan sembako Tanah itu berada di pinggir hutan Penduduknya masih bisa dihitung dengan jari Tanah itu langsung berhadapan dengan laut Kondisi itulah yang mengubah cara berfikir Butet Dia ingin terlepas dari kemiskinan dan keterbatasan ekonomi Petualangan Butet sangat seru untuk diikuti dan simak Ada pembelajaran dari kisah hidup Butet Banyak hal yang mungkin dianggap sulit oleh anak seusianya tetapi begitu mudah dilakukan oleh Butet Dia melakukan segala sesuatu tanpa beban Belajar dari alam seperti mencari musil lokan udang cetak siput dan menginjak romo romo makohe menjadi rutinitasnya sehari hari Kampung yang dianggap angker oleh sebagian masyarakat tak membuat Butet takut Kampung itu bernama Tanjung Mayat nama yang menimbulkan rasa takut bagi masyarakat pendatang Mengapa ia tidak terlahir dari keluarga kaya, dari keluarga camat, atau keluarga bupati? Mengapa ia tidak terlahir dalam keluarga yang serba kecukupan, bahagia, penuh kemewahan? Hal tersebut sempat tebersit dalam pemikiran Butet ketika membandingkan hidupnya dengan orang yang lebih baik perekonomiannya. Ayah Butet bukan pejabat. Ayah Butet hanya seorang buruh dengan penghasilan ...pas- pasan. Untuk bisa membeli sebidang tanah saja, ayah Butet harus mencicilnya dengan sembako. Tanah itu berada di pinggir hutan. Penduduknya masih bisa dihitung dengan jari. Tanah itu langsung berhadapan dengan laut. Kondisi itulah yang mengubah cara berfikir Butet. Dia ingin terlepas dari kemiskinan dan keterbatasan ekonomi. Petualangan Butet sangat seru untuk diikuti dan simak. Ada pembelajaran dari kisah hidup Butet. Banyak hal yang mungkin dianggap sulit oleh anak seusianya, tetapi begitu mudah dilakukan oleh Butet. Dia melakukan segala sesuatu tanpa beban. Belajar dari alam, seperti mencari musil, lokan, udang cetak, siput, dan menginjak romo-romo (makohe) menjadi rutinitasnya sehari-hari. Kampung yang dianggap angker oleh sebagian masyarakat, tak membuat Butet takut. Kampung itu bernama Tanjung Mayat, nama yang menimbulkan rasa takut bagi masyarakat pendatang.