Kehidupan mahasiswa tak lepas dari persoalan yang dialaminya baik persoalan internal maupun eksternal Mereka sering kali dihadapkan pada tuntutan hidup beban dan tanggung jawab yang meningkat serta pergolakan batin sehingga menimbulkan konflik dalam dirinya Kondisinya makin parah ketika ditambah persoalan lain yang menimpanya baik itu dari keluarga tuntutan akademik media maupun lingkungan sosialnya Semua itu menambah beban berat yang ditanggung sehingga tidak sedikit di antara mereka gagal menghadapinya dan berdampak terhadap persoalan mental yang dialami Sering kali kita mendengar dan melihat seorang mahasiswa tiba tiba bunuh diri karena tekanan atau depresi yang dialaminya Kemudian kasus kasus pelecehan seksual yang terjadi di dalam keluarga lingkungan sosial lembaga pemerintahan dan swasta bahkan juga pada lembaga pendidikan sendiri Kasus penyimpangan seksual homoseks bullying seks bebas perselingkuhan disfungsi keluarga penyalahgunaan zat adiktif lain media video porno kesulitan ekonomi akademik dan sebagainya merupakan kasus yang sering kali terjadi pada mahasiswa Semua itu mengakibatkan mereka mengalami masalah gangguan mental stres self harm gangguan makan obsessive compulsive disorder kecemasan psikotik trauma depresi bahkan sampai ingin bunuh diri Oleh karena itu seyogianya persoalan kesehatan mental ini penting menjadi perhatian bersama terutama pada lembaga pendidikan tinggi Kampus sebagai wadah mahasiswa dalam menyalurkan eksistensi dan aktualisasi dirinya berperan penting dalam memperhatikan kesehatan mental para mahasiswanya Hal ini karena bisa berdampak terhadap prestasi akademik kualitas hidup dan masa depan mahasiswa itu sendiri Melalui kisah yang tertuang dalam buku ini juga makin bisa memahami persoalan kesehatan mental mahasiswa di perguruan tinggi dan bisa dijadikan rujukan dan evaluasi bagi para orang tua dosen dan pemangku kebijakan yang ikut serta dalam mewarnai intelektualitas dan akhlak para mahasiswa Bagi orang tua buku ini bisa menjadi refleksi diri dan acuan terkait dampak pola asuh negatif terhadap kehidupan anaknya Untuk para dosen pun demikian agar tidak hanya berfokus mengajarkan pada aspek intelektualitas saja tetapi mental mahasiswanya juga perlu diperhatikan Buku ini juga bisa menjadi evaluasi bagi para pemangku kebijakan di lembaga pendidikan tinggi untuk memperhatikan kesehatan mental mahasiswa dalam upaya mencetak generasi unggul dan berkualitas sehat jasmani dan rohani Kehidupan mahasiswa tak lepas dari persoalan yang dialaminya, baik persoalan internal maupun eksternal. Mereka sering kali dihadapkan pada tuntutan hidup, beban, dan tanggung jawab yang meningkat serta pergolakan batin sehingga menimbulkan konflik dalam dirinya. Kondisinya makin parah ketika ditambah persoalan lain yang menimpanya, baik itu dari keluarga, tuntutan akademik, media, maupun ...lingkungan sosialnya. Semua itu menambah beban berat yang ditanggung sehingga tidak sedikit di antara mereka gagal menghadapinya dan berdampak terhadap persoalan mental yang dialami. Sering kali kita mendengar dan melihat seorang mahasiswa tiba-tiba bunuh diri karena tekanan atau depresi yang dialaminya. Kemudian, kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi di dalam keluarga, lingkungan sosial, lembaga pemerintahan dan swasta, bahkan juga pada lembaga pendidikan sendiri. Kasus penyimpangan seksual (homoseks), bullying, seks bebas, perselingkuhan, disfungsi keluarga, penyalahgunaan zat adiktif lain, media (video porno), kesulitan ekonomi, akademik, dan sebagainya merupakan kasus yang sering kali terjadi pada mahasiswa. Semua itu mengakibatkan mereka mengalami masalah gangguan mental (stres, self-harm, gangguan makan, obsessive compulsive disorder, kecemasan, psikotik, trauma, depresi, bahkan sampai ingin bunuh diri). Oleh karena itu, seyogianya persoalan kesehatan mental ini penting menjadi perhatian bersama, terutama pada lembaga pendidikan tinggi. Kampus sebagai wadah mahasiswa dalam menyalurkan eksistensi dan aktualisasi dirinya, berperan penting dalam memperhatikan kesehatan mental para mahasiswanya. Hal ini karena bisa berdampak terhadap prestasi akademik, kualitas hidup, dan masa depan mahasiswa itu sendiri. Melalui kisah yang tertuang dalam buku ini juga makin bisa memahami persoalan kesehatan mental mahasiswa di perguruan tinggi dan bisa dijadikan rujukan dan evaluasi bagi para orang tua, dosen, dan pemangku kebijakan yang ikut serta dalam mewarnai intelektualitas dan akhlak para mahasiswa. Bagi orang tua, buku ini bisa menjadi refleksi diri dan acuan terkait dampak pola asuh negatif terhadap kehidupan anaknya. Untuk para dosen pun demikian agar tidak hanya berfokus mengajarkan pada aspek intelektualitas saja, tetapi mental mahasiswanya juga perlu diperhatikan. Buku ini juga bisa menjadi evaluasi bagi para pemangku kebijakan di lembaga pendidikan tinggi untuk memperhatikan kesehatan mental mahasiswa dalam upaya mencetak generasi unggul dan berkualitas sehat jasmani dan rohani.