Novel ini menceritakan perjuangan seorang remaja muslim bernama Fara dalam perjalanan mendalami agamanya dengan baik di tengah masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu Peristiwa yang menimpa keluarganya membuatnya bersungguh sungguh dalam mencari hikmah atas apa yang ditimpakan kepada keluarganya Atas kehendak Allah akhirnya Fara bersekolah di sekolah Islam dan dipertemukan dengan guru dan teman teman yang membuatnya semakin memahami pada ajaran Islam yang benar Semua hal yang dilalui Fara membuat Fara semakin sadar bahwa agama tidak hanya dikenal sebatas teori namun perlu diaplikasikan dalam kehidupan nyata secara menyeluruh Di masa SMP pergaulan Fara terhadap lawan jenis sangatlah bebas sehingga menyisakan bekas dalam dirinya sebagai seorang wanita yang haus akan keinginan untuk pacaran Hal inilah yang menjadi godaannya menuju jalan hijrah yang sesungguhnya Mulai dari kehadiran laki laki yang mencoba meruntuhkan keyakinannya akan batasan pacaran dunia maya hingga teman pondok kakaknya yang belum pernah dia temui Fara berusaha tetap menanti kehadiran imam yang halal di tengah badai dan gejolak keinginan berpacaran yang tak kunjung reda Walaupun dia masih berusia belasan tahun dan duduk di bangku SMA namun ajaran agama Islam berusaha tetap dia jaga Dalam penantiannya yang terlalu jauh itu hari harinya disibukkan dengan berdakwah melalui media sosial serta kepada teman beda agama yang ingin tahu lebih mengenai Islam Cerita ini juga menyisipkan kebiasaan dan kebudayaan unik yang tumbuh dan berkembang di Bali Konflik beragama yang pernah terjadi di Bali ditampilkan dengan apik di dalamnya Selain itu terdapat cerita cinta beda agama yang umumnya sering terjadi di Bali juga sedikit disinggung melalui peran orang terdekat Fara Novel ini menceritakan perjuangan seorang remaja muslim bernama Fara dalam perjalanan mendalami agamanya dengan baik di tengah masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu. Peristiwa yang menimpa keluarganya, membuatnya bersungguh-sungguh dalam mencari hikmah atas apa yang ditimpakan kepada keluarganya. Atas kehendak Allah ; akhirnya Fara bersekolah di sekolah Islam dan dipertemukan dengan ...guru dan teman-teman yang membuatnya semakin memahami pada ajaran Islam yang benar. Semua hal yang dilalui Fara, membuat Fara semakin sadar bahwa agama tidak hanya dikenal sebatas teori, namun perlu diaplikasikan dalam kehidupan nyata secara menyeluruh. Di masa SMP, pergaulan Fara terhadap lawan jenis sangatlah bebas, sehingga menyisakan bekas dalam dirinya sebagai seorang wanita yang haus akan keinginan untuk pacaran. Hal inilah yang menjadi godaannya menuju jalan hijrah yang sesungguhnya. Mulai dari kehadiran laki-laki yang mencoba meruntuhkan keyakinannya akan batasan, pacaran dunia maya, hingga teman pondok kakaknya yang belum pernah dia temui. Fara berusaha tetap menanti kehadiran imam yang halal di tengah badai dan gejolak keinginan berpacaran yang tak kunjung reda. Walaupun dia masih berusia belasan tahun dan duduk di bangku SMA, namun ajaran agama Islam berusaha tetap dia jaga. Dalam penantiannya yang terlalu jauh itu, hari-harinya disibukkan dengan berdakwah melalui media sosial, serta kepada teman beda agama yang ingin tahu lebih mengenai Islam. Cerita ini juga menyisipkan kebiasaan dan kebudayaan unik yang tumbuh dan berkembang di Bali. Konflik beragama yang pernah terjadi di Bali, ditampilkan dengan apik di dalamnya. Selain itu, terdapat cerita cinta beda agama yang umumnya sering terjadi di Bali juga sedikit disinggung melalui peran orang terdekat Fara.