Ada tragedi yang selalu bersembunyi di balik sejumlah peristiwa besar di negeri ini Enyahnya otoritarianisme rezim Soeharto Mei 1998 ditandai sebuah ritual klasik pembakaran toko toko penjarahan dan pemerkosaan masyarakat Tionghoa Lima puluh dua tahun sebelum itu di antara ingar bingar revolusi dan ancaman kembalinya Belanda ke tanah Hindia ini terjadi ritual berdarah yang luput dari perhatian sejarah Malang 1946 adalah sebuah ladang pembantaian penjarahan dan pemerkosaan masyarakat Tionghoa yang dicurigai anti revolusi berdiri di kubu Belanda Tak ada yang mencatat dengan baik kecuali sebuah buku kecil berjudul Indonesia dalam Api dan Bara yang pengarangnya menggunakan nama samaran Tjamboek Berdoeri Kali ini TEMPO menyajikan kisah tentang si pengarang misterius buku dan peristiwa kelam itu sendiri Ada tragedi yang selalu bersembunyi di balik sejumlah peristiwa besar di negeri ini. Enyahnya otoritarianisme rezim Soeharto, Mei 1998, ditandai sebuah ritual klasik: pembakaran toko-toko, penjarahan, dan pemerkosaan masyarakat Tionghoa. Lima puluh dua tahun sebelum itu, di antara ingar-bingar revolusi dan ancaman kembalinya Belanda ke tanah Hindia ini, terjadi ritual berdarah ...yang luput dari perhatian sejarah. Malang 1946 adalah sebuah ladang pembantaian, penjarahan, dan pemerkosaan masyarakat Tionghoa yang dicurigai anti-revolusi, berdiri di kubu Belanda. Tak ada yang mencatat dengan baik kecuali sebuah buku kecil berjudul Indonesia dalam Api dan Bara, yang pengarangnya menggunakan nama samaran Tjamboek Berdoeri. Kali ini TEMPO menyajikan kisah tentang si pengarang misterius, buku, dan peristiwa kelam itu sendiri.