PENDAHULUAN Paro kedua abad ke 19 merupakan kurun waku di mana afinitas kalangan intelektual Eropa dalam kajian tentang pemikiran Mutazilah semakin menguat Heinrich Steiner dari Zurich misalnya pada suatu penerbitan karya karya tentang Mutazilah pada 1865 menyebut tokoh teologi ini sebagai the free thinkers of Islam 1 Hal ini disebabkan karena dalam proses elaborasi pertama disiplin kalm yang oleh William Montgomery Watt dalam Islamic Philosophy and Theology An Extended Survey disebut sebagai gelombang pertama Hellenisme the first wave of Hellenism adalah Mutazilah yang paling intens dalam proses transmisi keilmuan Yunani ke dalam diskusi doktrin Islam 2 Oleh karena itu Josef van Ess dalam Logic in the Classical Islamic Culture 3 misalnya membantah kesimpulan pengamatan Abdullathf alBaghdd ilmuwan muslim yang hidup pada masa masa awal 1 Dikutip dari William Montgomeri Watt Islamic Philosophy and Theology An Extended Survey Edinburgh Edinburgh University Press 1992 hlm 46 2 Ibid 3 Josef van Ess The Logical Structure of Islamic Theology dalam Issa J Boullata ed An Anthology of Islamic Studies Montreal McGill Indonesia IAIN Development Project 1992 hlm 21 Tulisan ini sebenarnya merupakan salah satu bagian yang diterbitkan ulang dari karyanya Logic in the Classical Islamic Culture tersebut 1PENDAHULUAN Paro kedua abad ke-19 merupakan kurun waku di mana afinitas kalangan intelektual Eropa dalam kajian tentang pemikiran Mutazilah semakin menguat. Heinrich Steiner dari Zurich, misalnya, pada suatu penerbitan karya-karya tentang Mutazilah pada 1865, menyebut tokoh teologi ini sebagai the free-thinkers of Islam.1 Hal ini disebabkan karena dalam proses elaborasi pertama ...disiplin kalm, yang oleh William Montgomery Watt dalam Islamic Philosophy and Theology: An Extended Survey, disebut sebagai gelombang pertama Hellenisme (the first wave of Hellenism), adalah Mutazilah yang paling intens dalam proses transmisi keilmuan Yunani ke dalam diskusi doktrin Islam.2 Oleh karena itu, Josef van Ess dalam Logic in the Classical Islamic Culture,3 misalnya, membantah kesimpulan pengamatan Abdullathf alBaghdd, ilmuwan muslim yang hidup pada masa-masa awal 1 Dikutip dari William Montgomeri Watt, Islamic Philosophy and Theology: An Extended Survey (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1992), hlm. 46. 2 Ibid. 3 Josef van Ess, The Logical Structure of Islamic Theology, dalam Issa J. Boullata (ed.), An Anthology of Islamic Studies (Montreal: McGill-Indonesia IAIN Development Project, 1992), hlm. 21. Tulisan ini sebenarnya merupakan salah satu bagian yang diterbitkan ulang dari karyanya, Logic in the Classical Islamic Culture tersebut. 1