Semakin dewasa usia semakin bertambah semakin mencari arti kebahagiaan Banyak sekali pergumulan Mulai dari karier finansial pencapaian bahkan jodoh Semua tentang keberadaan diri Selain itu pencarian jati diri dan karakter tampaknya semakin rumit Apalagi di usia semasa quarter life crisis Saat kubelajar stoisisme tentang kebahagiaan dan penderitaan Pelan pelan belajar dan berlatih mengontrol diri Dikotomi kendali mengontrol yang bisa dikendalikan dan di luar kendali Ternyata letak masalahnya adalah pada pikiran kita sendiri interpretasi kita terhadap sebuah keadaan Lingkungan sih baik baik saja keadaan juga baik namun pikiran dan otak kita yang sering kali memutarbalikkan fakta Sering kali merasa paling menderita dan seolah olah menjadi korban terhadap peristiwa atau keadaan Overthinking mungkin ini penyebabnya Tak usai usainya menghindari karakter toxic ini Layaknya depresi bukan fase yang lewat begitu saja Pun overthinking adalah usaha yang harus selalu dilatih dikontrol dan dikendalikan Hidup itu harus bahagia dan bermakna Kata orang bersyukur itu kuncinya positive thinking aja Entah kenapa tak puas dengan jawaban seperti ini dikala butuh sugesti energi positif Setelah mengikhlaskan legowo berdamai dengan diri sendiri keadaan dan masa lalu pelan pelan kebahagiaan itu datang dengan sendirinya Tak mudah memang Tapi pikirlah sayang sekali hidup ini jika dikelabui dengan kesedihan Ada pepatah hati yang gembira adalah obat Berbahagialah agar panjang umurmu
Semakin dewasa, usia semakin bertambah, semakin mencari arti kebahagiaan. Banyak sekali pergumulan. Mulai dari karier, finansial, pencapaian, bahkan jodoh. Semua tentang keberadaan diri. Selain itu, pencarian jati diri dan karakter tampaknya semakin rumit. Apalagi di usia semasa quarter life crisis.
Saat kubelajar stoisisme tentang kebahagiaan dan penderitaan. Pelan-pelan belajar dan berlatih mengontrol ...diri. Dikotomi kendali, mengontrol yang bisa dikendalikan dan di luar kendali. Ternyata letak masalahnya adalah pada pikiran kita sendiri, interpretasi kita terhadap sebuah keadaan. Lingkungan sih baik-baik saja, keadaan juga baik, namun pikiran dan otak kita yang sering kali memutarbalikkan fakta. Sering kali merasa paling menderita dan seolah-olah menjadi korban terhadap peristiwa atau keadaan.
Overthinking, mungkin ini penyebabnya. Tak usai-usainya menghindari karakter toxic ini. Layaknya depresi bukan fase yang lewat begitu saja. Pun overthinking adalah usaha yang harus selalu dilatih, dikontrol dan dikendalikan.
Hidup itu harus bahagia dan bermakna. Kata orang bersyukur itu kuncinya, positive thinking aja. Entah kenapa tak puas dengan jawaban seperti ini dikala butuh sugesti/energi positif. Setelah mengikhlaskan, legowo, berdamai dengan diri sendiri, keadaan dan masa lalu, pelan pelan kebahagiaan itu datang dengan sendirinya. Tak mudah memang. Tapi pikirlah, sayang sekali hidup ini jika dikelabui dengan kesedihan. Ada pepatah, hati yang gembira adalah obat. Berbahagialah, agar panjang umurmu.