Wajah wajah cermin Raga panata dalam dimensi lain Suratan dari setiap sketsa batin Beradu dalam keranda sukma Berselingkung dengan setiap sarwa Meski kafan tak pasti mencumbu tanah Menolak tertangkap lensa Terkadang paraskan rupa Walau jasad meranggas diwirid jentaka Sampai di ubun ubun biru Goah raga sukma takkan pernah berkurai rimpuh Melayam bujam membendung seteru Terbirit bagai secuit pipit Melandai di ujung sabit Menggayuh saban cemara di bukit Tak bercintakan cungkai malam kelam Bukan pula takdir hitam mencekam Hanya inilah sabda alam
Wajah-wajah cermin
Raga panata dalam dimensi lain
Suratan dari setiap sketsa batin
Beradu dalam keranda sukma
Berselingkung dengan setiap sarwa
Meski kafan tak pasti mencumbu tanah
Menolak tertangkap lensa
Terkadang paraskan rupa
Walau jasad meranggas diwirid jentaka
Sampai di ubun-ubun biru
Goah raga sukma takkan pernah berkurai rimpuh
Melayam bujam, membendung seteru
Terbirit ...bagai secuit pipit
Melandai di ujung sabit
Menggayuh saban cemara di bukit
Tak bercintakan cungkai malam kelam
Bukan pula takdir hitam mencekam
Hanya inilah sabda alam