Di jalanan orang mulai berderet deret berdesakan masuk pekarangan Di tiga bangunan pesta orang mulai membanjir melempar mata ke kamar depan Di jendela jendela di pintu dan melalui celah celah mata orang banyak mencoba menembus lingkaran orang di dalam kamar depan itu Mereka menanti kepastian dari sana Bagaimana bergantikah kegembiraan semalam dengan air mata pada pagi ini Kedua anak si tuan tanah sebelumnya meregang nyawa sesaat setelah mereka disunat rasul Tragedi yang terus diingat oleh warga kampung Tak hanya keluarga si tuan tanah yang cemas bisik bisik dari mulut ke mulut orang sekampung pun membicarakan tentang anak ketiga si tuan tanah yang akan disunat rasul Di jalanan, orang mulai berderet-deret berdesakan masuk pekarangan. Di tiga bangunan pesta, orang mulai membanjir melempar mata ke kamar depan. Di jendela-jendela, di pintu dan melalui celah-celah, mata orang banyak mencoba menembus lingkaran orang di dalam kamar depan itu. Mereka menanti kepastian dari sana. “Bagaimana, bergantikah kegembiraan semalam dengan air mata pada ...pagi ini?” Kedua anak si tuan tanah sebelumnya meregang nyawa sesaat setelah mereka disunat rasul. Tragedi yang terus diingat oleh warga kampung. Tak hanya keluarga si tuan tanah yang cemas, bisik-bisik dari mulut ke mulut orang sekampung pun membicarakan tentang anak ketiga si tuan tanah yang akan disunat rasul.